Kamis, 17 Mei 2012

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH


TUGAS

KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH


Oleh
Nama : Ngatinem
Nim   : 10018109
Kelas :  C


TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011/2012


I.APAKAH MUHAMMADIYAH ITU
MUHAMMADIYAH adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud gerakan ialah “Dakwah Islam dan Amar Ma’ruf nahi Munkar” yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan:
a.Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni.
b.Kepada yang belum Islam, bersifat seruan atau ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da’wah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah: “Terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.”

II.DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah SWT, dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1.Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2.Hidup manusia bermasyarakat.
3.Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat.
4.Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5.Ittiba’ kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW.
6.Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi.

III.VISI MUHAMMADIYAH DAN MISI MUHAMMADIYAH

VISI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah memiliki visi sebagai beerikut :”Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Suinnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan Da’wah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar di segala bidang sehingga menjadi rahmatan lil ‘alamin bagi umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dalam kehidupan di dunia ini”.

MISI MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan Da’wah Amar Ma’rruf Nahi Munkar memiliki misi yang mulia dalam kehidupan ini sebagai berikut :
1.Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah yang dibawa oleh para Rasul Allah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh a.s hingga Nabi Muhammad saw.
2.Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, sebagai Kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia, dan Sunnah Rasul.
3.Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

IV.PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH
Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman:
“Berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah”.

V.SIFAT MUHAMMADIYAH
Menilik: apakah Muhammadiyah itu, dasar amal usaha Muhammadiyah, pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini:
1.Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2.Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3.Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4.Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5.Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah.
6.Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.
7.Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam.
8.Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9.Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah SWT.
10.Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
(Keputusan Muktamar ke 35)

SEJARAH DIRUMUSKANNYA KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
“Kepribadian Muhammadiyah” ini timbul pada waktu Muhammadiyah dipimpin oleh Bapak Kolonel H.M. Yunus Anis, ialah pada periode 1959-1962. “Kepribadian Muhammadiyah” ini semula berasal dari uraian Bapak H. Faqih Usman, sewaktu beliau memberikan uraian dalam suatu latihan yang diadakan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada saat itu almarhum KH. Faqih Usman menjelaskan bahasan yang berjudul: “Apa sih Muhammadiyah itu?”. Kemudian oleh Pimpinan Pusat dimusyawarahkan bersama-sama Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur (HM. Saleh Ibrahim), Jawa Tengah (R. Darsono), dan Jawa Barat (H. Adang Afandi). Sesudah itu disempurnakan oleh suatu Tim yang antara lain, terdiri dari: KH. Moh. Wardan, Prof. KH. Farid Ma’ruf, M. Djarnawi Hadikusuma, M. Djindar Tamimy; kemudian turut membahas pula Prof. H. Kasman Singodimejo SH. di samping pembawa prakarsa sendiri KH. Faqih Usman. Setelah urusan itu sudah agak sempurna, maka diketengahkan dalam Sidang Tanwir menjelang Muktamar ke 35 di Jakarta (Muktamar Setengah Abad). Dan di Muktamar ke-35 itulah “Kepribadian Muhammadiyah” disahkan setelah mengalami usul-usul penyempurnaan. Dengan demikian maka rumusan “Kepribadian Muhammadiyah” ini adalah merupakan hasil yang telah disempurnakan dalam Muktamar ke-35 setengah abad -pada tahun 1962, akhir periode pimpinan HM. Yunus Anis.

APAKAH KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH ITU
           Sesungguhnya kepribadian Muhammadiyah itu merupakan ungkapan dari kepribadian yang memang sudah ada pada Muhammadiyah sejak lama berdiri. KH. Faqih Usman pada saat itu hanyalah mengkonstantir -meng-idhar-kan apa yang telah ada; jadi bukan merupakan hal-hal yang baru dalam Muhammadiyah. Adapun mereka yang menganggap bahwa Kepribadian Muhammadiyah sebagai perkara yang baru, hanyalah karena mereka mendapati Muhammmadiyah sudah tidak dalam keadaan yang sebenarnya. K.H. Faqih Usman sebagai seorang yang telah sejak lama berkecimpung dalam Muhammadiyah, sudah benar-benar memahami apa sesungguhnya sifat-sifat khusus (ciri-ciri khas) Muhammadiyah itu. Karena itu kepada mereka yang berlaku tidak sewajarnya dalam Muhammadiyah, beliaupun dapat memahami dengan jelas. Yang benar-benar dirasakan oleh almarhum ialah bahwa Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, berdasar Islam, menuju terwujudnya masayarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala, bukan dengan jalan politik, bukan dengan jalan ketatanegaraan, melainkan dengan melalui pembentukan masyarakat, tanpa memperdilikan bagamana struktur politik yang manguasainya; sejak zaman Belanda, zaman militerisme Jepang, dan samapai zaman kemerdekaan Republik Indonesia.
           Muhammadiyah tidak buta politik, tidak takut politik, tetapi Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah tidak mencampuri soal-soal politik , tetapi apabila soal-soal politik masuk dalam Muhammadiyah, ataupun soal-soal politik mendesak-desak urusan Agama Islam, maka Muhammadiyah akan bertindak menurut kemampuan, cara dan irama Muhammadiyah sendiri. Sejak partai politik Islam Masyumi dibubarkan oleh presiden Soekarno, maka warga Muhammadiyah yang selama ini berjuang dalam medan politik praktis, mereka masuk kembali dalam Muhammadiyah. Namun karena sudah terbiasa dengan perjuangan cara politik, maka dalam mereka berjuang dana beramal dalam Muhammadiyah pun masih membawa cara dana nada politik cara partai. Oleh almarhum K.H. Faqih Usman dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada saat itu, cara-cara demikian dirasakan sebagai cara yang dapat merusak nada dan irama Muhammadiyah. Muhammadiyah telah mempunyai cara perjuangan yang khas. Muhammadiyah bergerak bukan untuk “Muhammadiyah’ sebagai golongan. Muhammadiyah bergerak dan berjuang untuk tegaknya Islam, untuk kemenangan kalimah Allah, untuk terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah Subhanahu wata’ala. Hanya saja Islam yang digerakkan oleh Muhammadiyah adalah Islam yang sajadah, Islam yang lugas (apa adanya), Islam yang menurut Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw; dana menjalankannya dengan menggunakan akal pikirannya yang sesuai dengan ruh Islam. Dengan demikian, perlu difahamkan kepada warga Muhammadiyah: apakah Muhammadiyah itu sebenarnya dan bagaimana cara membawa/menyebarluaskannya. menyebarkan faham Muhammadiyah itu pada hakekatnya menyebarluaskan Islam yang sebenar-benarnya; dan oleh karena itu, cara menyebarkannya pun kita perlu mengikuticara-cara Rasulullah saw menyebarkan Islam pada awal pertumbuhannya.

MEMAHAMI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

Memahami Kepribadian Muhammadiyah berarti :
1.Memahami apa sebenarnya Muhammadiyah.
2.Karena Muhammadiyah ini sebagai organisasi, sebagai suatu persyarikatan yang beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan Sunnah, maka perlu dipahami Islam yang ditegakkan dan dijunjung tinggi ini, mengingat telah banyak kekaburan kekaburan dalam Islam di Indonesia. Hal ini juga dipergunakan untuk mendasari atau menjiwai segala amal usaha Muhammadiyah sebagai organsisasi.
3.Kemudian dengan sifat-sifat dan cara-cara yang dicontoh atau diambil dari sejarah awal mula dakwah Rasulullah, menjadi sifat gerak dakwah Muhammadiyah, disesuaikan dengan keadaan dan kenyataan yang dihadapi.

KEPADA SIAPA KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH KITA PIMPINKAN/BERIKAN
Seperti telah kita uraikan di atas, bahwa Kepribadian Muhammadiyah ini pada dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga, agar mereka tahu tugas dan kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya, juga tahu sifat-sifat atau bentuk/irama bagaimana mereka bertindak/bersikap pada saat melaksanakan tugas dan kewajibannya.

CARA MEMBERIKAN ATAU MENUNTUNKAN
Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menuntunkan Kepribadian Muhammadiyah ini, kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman pengertian dan pelaksanaan.
1.Penandasan atau pendalaman pengertian tentang da’wah atau bertabligh.
2.Menggembirakan dan memantapkan tugas berdakwah. Tidak merasa rendah diri (minder) dalam menjalankan dakwah; namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam lapangan lainnya (politik, ekonomi, seni-budaya dan lain-lain).
3.Kepada warga ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu, bukan hanya dengan sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya dengan perjanjian, dengan bai’at dan lain-lain.
4.Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya mengevaluasi tugas-tugas tersebut.
5.Sesuai dengan situasi sekarang, perlu dilakukan formalitas menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan bantuan logistik.
6.Pimpinan Cabang, Ranting bersama-sama dengan anggota-anggotanya memusyawarahkan sasaran-sasaran yang dituju, bahan-bahan yang perlu dibawakan dan membagi petugas-petugas sesuai dengan kemampuan dan sasarannya.
7.Pada musyawarah yang melakukan evaluasi, sekaligus dapat ditambahkan bahan-bahan atau bekal yang diperlukan, yang akan dibagikan kepada para warga selaku muballigh dan muballighot.

KESIMPULAN
1.Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan
2.Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah
3.Lapang dada, dengan memegang teguh ajaran islam
4.Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan
5.Menghindahkan segala hukum,undang-undang
6.Melakukan Amar Maruf nahi munkar
7.Aktif dalam perkembangan masyarakat8
8.Bersifat adil dan bijaksana

REFERENSI
•http://edukasipembaharu.blogspot.com/2011/01/kepribadian-muhammadiyah.html
•http://jagalempe.blogspot.com/2012/02/makalah-kepribadian-muhammadiyah-pgsd.html
•Pendidikan muhammadiyah
•Wikipedia.co.id



Blogger template 'Purple Mania' by Ourblogtemplates.com 2008

Jump to TOP